Anda tentu telah mengenal system operasi Linux dengan baik, bahkan mungkin sudah lama menggunakannya sebagai alternative system operasi Windows besutan Microsoft. Nah, ternyata tak hanya orang berpenglihatan yang tertarik memakai Linux, namun pengguna computer yang tunanetra pun ingin mencicipi OS berlogo Pinguin itu.
Selama ini, tunanetra dapat mengoperasikan computer berbasis Windows dengan cara memasang aplikasi pembaca layar, fungsinya mengubah teks yang muncul di monitor menjadi keluaran suara. Namun, harga pembaca layar sendiri tergolong mahal, sekitar $800 hingga $1200.
Sebenarnya, Microsoft telah membenamkan pembaca layar sederhana bernama Narrator pada system operasinya, dan sudah ada beberapa pembaca layar berlisensi open source yang dapat dipergunakan secara cuma-cuma. Namun, kinerja pembaca layar tersebut tidak sebaik yang versi komersial, sehingga tak semua aktivitas yang berhubungan dengan computer dapat dijalankan oleh tunanetra.
Kendala lain yang muncul adalah saat ingin memasang sistem operasi Windows. Mengingat driver kartu suara baru dapat dipasang dan berjalan setelah Windows beres di-install, otomatis fungsi suara tidak akan aktif selama proses instalasi. Artinya, tunanetra belum dapat memasang system operasi Windows secara mandiri apabila terjadi kerusakan pada OS atau saat mereka hendak memasang Windows pada computer baru.
Berdasar pada sedikit contoh di atas, maka perlu adanya alternative system operasi dan pembaca layar yang murah meriah dan ekonomis tanpa mengurangi kinerja serta pengalaman berkomputer para tunanetra.
Salah satu solusinya adalah dengan memanfaatkan distro Linux, karena banyak distronya yang dapat digunakan secara cuma-cuma, dan pembaca layar yang dikembangkan untuk Linux pun dapat dipakai tanpa perlu mengeluarkan biaya sepeser pun.
Maka, perlu bagi kita untuk memilihkan distro Linux yang tepat untuk tunanetra, karena dari sekian banyak distro yang ada tak semuanya dapat digunakan oleh tunanetra.
Nah, pada bagian pertama artikel ini, penulis menyuguhkan informasi tentang salah satu distro Linux yang didesain khusus bagi pengguna computer tunanetra.
Distro yang satu ini namanya Vinux, merupakan modifikasi dari distro Ubuntu yang diperuntukkan bagi tunanetra atau orang yang menderita gangguan penglihatan.
Di dalam Vinux telah dibenamkan sebuah pembaca layar open source yang dapat mengubah teks menjadi suara, sehingga bacaan yang ada dalam Vinux dapat didengar dan dipahami oleh tunanetra. Selain itu terdapat pula aplikasi kaca pembesar bagi mereka yang masih dapat menggunakan penglihatannya dan ingin mengoperasikan Vinux dengan cara membesarkan tampilannya.
Kenapa Vinux jadi pilihan penulis?
Kalau dibandingkan dengan Ubuntu, memang ada banyak aplikasi yang tidak disertakan mengingat aplikasi tersebut tak dapat diakses oleh pembaca layar. Namun, distributor Vinux telah memberikan banyak aplikasi pengganti yang lebih aksesibel, seperti editor HTML, pengolah kata, download manager, pengatur network, FTP client, dan masih banyak lagi.
Selama ini, tunanetra dapat mengoperasikan computer berbasis Windows dengan cara memasang aplikasi pembaca layar, fungsinya mengubah teks yang muncul di monitor menjadi keluaran suara. Namun, harga pembaca layar sendiri tergolong mahal, sekitar $800 hingga $1200.
Sebenarnya, Microsoft telah membenamkan pembaca layar sederhana bernama Narrator pada system operasinya, dan sudah ada beberapa pembaca layar berlisensi open source yang dapat dipergunakan secara cuma-cuma. Namun, kinerja pembaca layar tersebut tidak sebaik yang versi komersial, sehingga tak semua aktivitas yang berhubungan dengan computer dapat dijalankan oleh tunanetra.
Kendala lain yang muncul adalah saat ingin memasang sistem operasi Windows. Mengingat driver kartu suara baru dapat dipasang dan berjalan setelah Windows beres di-install, otomatis fungsi suara tidak akan aktif selama proses instalasi. Artinya, tunanetra belum dapat memasang system operasi Windows secara mandiri apabila terjadi kerusakan pada OS atau saat mereka hendak memasang Windows pada computer baru.
Berdasar pada sedikit contoh di atas, maka perlu adanya alternative system operasi dan pembaca layar yang murah meriah dan ekonomis tanpa mengurangi kinerja serta pengalaman berkomputer para tunanetra.
Salah satu solusinya adalah dengan memanfaatkan distro Linux, karena banyak distronya yang dapat digunakan secara cuma-cuma, dan pembaca layar yang dikembangkan untuk Linux pun dapat dipakai tanpa perlu mengeluarkan biaya sepeser pun.
Maka, perlu bagi kita untuk memilihkan distro Linux yang tepat untuk tunanetra, karena dari sekian banyak distro yang ada tak semuanya dapat digunakan oleh tunanetra.
Nah, pada bagian pertama artikel ini, penulis menyuguhkan informasi tentang salah satu distro Linux yang didesain khusus bagi pengguna computer tunanetra.
Distro yang satu ini namanya Vinux, merupakan modifikasi dari distro Ubuntu yang diperuntukkan bagi tunanetra atau orang yang menderita gangguan penglihatan.
Di dalam Vinux telah dibenamkan sebuah pembaca layar open source yang dapat mengubah teks menjadi suara, sehingga bacaan yang ada dalam Vinux dapat didengar dan dipahami oleh tunanetra. Selain itu terdapat pula aplikasi kaca pembesar bagi mereka yang masih dapat menggunakan penglihatannya dan ingin mengoperasikan Vinux dengan cara membesarkan tampilannya.
Kenapa Vinux jadi pilihan penulis?
- Otomatis: Vinux dapat langsung dijalankan melalui boot CD/DVD atau Flash Drive tanpa perlu di-install ke hard disk, jadi tunanetra tak perlu ribet melakukan instalasi Linux yang sejatinya memerlukan pengetahuan ekstra.
- Siap pakai: Vinux telah mendukung ratusan merek kartu suara, sehingga pembaca layarnya akan langsung berjalan ketika booting. Selain itu, Vinux juga telah mendukung perangkat Braille Display, yaitu monitor yang akan memunculkan huruf Braille yang dapat diraba, sehingga informasi yang ditampilkan Vinux dapat dikeluarkan oleh Braille Display dan dapat langsung diraba oleh tunanetra.
- Mudah dan terkini: Bagi tunanetra yang ingin mencicipi Linux, Vinux bisa jadi media belajar yang baik, karena sudah mendukung GUI (Graphical User Interface) dan core yang sama dengan Ubuntu, sehingga tunanetra akan mendapatkan pengalaman berkomputer yang hamper sama dengan desktop Windows, atau mereka yang memakai Ubuntu. Selain itu, versi modifikasi ini tidak terlalu rumit dan mudah dijelajahi.
- Pertama, siapkan computer atau laptop yang spesifikasinya sudah dapat menjalankan distro Ubuntu. Lalu, bukalah internet dan lakukan langkah berikutnya.
- Selanjutnya, buka www.vinuxproject.org. Pelajarilah seluk beluk Vinux sesuai kebutuhan, lalu masuk ke halaman Download dan pilih versi yang diinginkan.
- Di sana, tersedia versi Live untuk CD (standar), atau DVD (berisi lebih banyak program). Penulis menyarankan untuk download versi USB, karena tidak perlu burn ke CD/DVD dan dapat langsung dikopi ke flash disk. Namun kalau ingin tetap menjajal yang versi CD/DVD, disarankan untuk memakai kepingan yang bagus dan bakar dengan kecepatan rendah.
- Lalu, siapkan CD atau DVD kosong bila ingin membakar Vinux dan menjadikannya Live CD/DVD boot, atau sebuah flash disk berukuran minimal 1GB. Penulis menyarankan untuk memakai flash disk sebesar 4GB agar dapat menyimpan data-data tambahan selama mengoperasikan Vinux.
- Jika sudah, silahkan ekstrak hasil download dan bacalah file petunjuk yang telah disertakan. Ikutilah langkah-langkah yang diberikan, dan pastikan untuk menjelajahi sekali lagi situs penyedia Vinux apabila masih ada yang belum dipahami atau dimengerti.
Kalau dibandingkan dengan Ubuntu, memang ada banyak aplikasi yang tidak disertakan mengingat aplikasi tersebut tak dapat diakses oleh pembaca layar. Namun, distributor Vinux telah memberikan banyak aplikasi pengganti yang lebih aksesibel, seperti editor HTML, pengolah kata, download manager, pengatur network, FTP client, dan masih banyak lagi.
Nice info gan ..
ReplyDelete